Song of the Week: Beneath The Surface

Beneath The Surface dari Album A Dramatic Turn of Events-nya Dream Theater ini saya pilih menjadi lagu pertama untuk proyek Song of the Week ini. Alasannya? Ya karena memang minggu ini saya tergila-gila dengan lagu ini. Bukan karena lagu ini miliknya Dream Theater atau alasan lain yang mengandung fanatisme, hehe….

Secara pribadi Beneath The Surface memang memicu sesuatu yang tidak asing namun lebih sering tidak disadari bahwa begitulah yang terjadi. Oke, kita mulai

Is there ever really a right time?
You had led me to believe
Someday you’d be there for me
When the stars above aligned
When you weren’t so concerned
I kept looking for the clues
So I waited in the shadows of my heart
And still the time was never right

Benarkah pernah ada waktu yang tepat?
Kau telah membuatku percaya
Suatu hari kau akan ada untukku
Jika bintang-bintang berada dalam satu baris
Ketika kau tidak begitu memerhatikan
Aku tetap mencari pertanda itu
Maka aku menunggu dalam bayang-bayang hatiku
Dan memang waktu tidak pernah memihakku
  

Until one day I stopped caring
And began to forget why I longed to be so close
And I disappeared into the darkness
And the darkness turned to pain
And never went away
Until all that remained was buried, deep beneath the surface

Sampai suatu hari aku berhenti peduli padamu
dan mulai melupakan mengapa aku begitu ingin dekat denganmu
Dan aku menghilang ke dalam kegelapan
dan kegelapan berubah menjadi kepahitan
yang tidak pernah hilang
sampai semua yang tersisa terkubur dalam-dalam dibawah yang kasat mata
  

A shell of what things could’ve been
Tired bones beneath a veil of guarded secrets all too frail
Sad to think I never knew
You were searching for the words
For the moment to emerge
Yet the moment never came
You couldn’t risk my fragile frame

Cangkang dari semua yang telah terjadi
tulang yang lelah tertutup kelambu dari rahasia yang terlalu rapuh

Menyedihkan mengetahui bahwa aku tidak pernah tahu
Kau mencari kata-kata
untuk mewujudkan peristiwa
yang tidak pernah menjadi nyata
Kau tak sanggup memecahkan kerapuhanku

  

Until one day you stopped caring
And began to forget why I tried to be so close
And you disappeared into the darkness
And the darkness turned to pain
And never went away
Until all that remained was buried, deep beneath the surface

 
  

I would scream just to be heard
As if yelling at the stars
I was bleeding just to feel
You would never say a word
Kept me reaching in the dark
Always something to conceal

Aku menjerit supaya bisa didengar
juga meneriaki bintang-bintang
Berdarah-darah aku merasakan
Kau tidak pernah mengatakan apapun
Membuatku tetap menggapai dalam gelap
Dan selalu sesuatu untuk kucari maksudnya
  

Until one day I stopped caring
And began to forget why I longed to be so close
And I disappeared into the darkness
And the darkness turned to pain
And never went away
Until all that remained was buried, deep beneath the surface
Beneath the surface

 

Terjemahannya memang masih sangat kasar, silahkan anda menambahi atau mengurangi sendiri, hehe…

tertarik dengan teknologi, gadget, internet, astronomi, anthropologi, sedikit politik, pendidikan, dan bisnis online

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.