Kumpulan Cerpen Kompas | Pernah kesulitan mencari cerpen-cerpen yang pernah dimuat di harian Kompas? Barusan saya mencari tahu tentang Yanusa Nugroho, kebetulan salah satu teman meminjamkan “Manyura”, salah satu novelnya yang menurut saya bagus sekali. Nah, ketika mencari itulah saya kecantol dengan http://cerpenkompas.wordpress.com
Harus diakui, koleksinya buanyak banget. Anda bisa menemukan cerpen-cerpen dari tahun 2003 sampai yang terakhir. Luar biasa! Salut untuk yang punya blog ini.
Cerpen-cerpen itu sudah dimasukkan berdasarkan bulan terbit dan nama pengarangnya. Jadi relatif mudah untuk melihat semua isinya. Tinggal klik di bulan yang kita mau, atau klik di nama pengarang kesukaan kita.
Sepertinya pemilik blog ini tidak peduli dengan pernik-pernik kecil untuk menghias blognya. Dia lebih mementingkan isi dan kemudahan navigasi. Dan satu lagi, tidak ada iklannya sama sekali! Padahal alexanya di kisaran 500an, PR-nya juga 3. Tidak apa admin-nya juga ber-SEO mati-matian….
Cari saja nama pengarang mulai dari Aba Mardjani, Adek Alwi, Agus Noor, Beni Setia, Bre Redana, Damhuri Muhammad, Danarto, Djenar Maesa, Ayu Dwicipta, Eep Saefulloh Fatah, Eka Kurniawan, Farizal Sikumbang, Fransisca Dewi, Ria Utari, Gde Aryantha Soethama, GM Sudarta, Gus tf Sakai, Hamsad Rangkuti, Harris Effendi Thahar, Hasan Al Banna, Indra Tranggono, Isbedy Stiawan ZS, Iyut Fitra, Kurnia Effendi, Martin Aleida, M Dawam Rahardjo, Ni Komang Ariani, Noviana Kusumawardhani, Puthut EA, Putu Fajar Arcana, Ratih Kumala, Ratna Indraswari Ibrahim, Seno Gumira Ajidarma, Soeprijadi Tomodihardjo, Sori Siregar, S. Prasetyo Utomo, Sunaryono Basuki Ks, Sungging Raga, Timbul Nadeak, Triyanto Triwikromo, Ugoran Prasad, Veven Sp Wardhana, Wayan Sunarta, Wilson Nadeak, Yanusa Nugroho, Yusrizal KW. Semua ada.
baca juga: Syarat Tulisan Yang Dimuat Kompas.
Sayangnya, yang empunya blog ini sudah mulai istirahat sehingga kita tidak bisa menemukan kumpulan cerpen Kompas dari edisi yang lebih baru. Tapi untuk kembali membaca karya mereka, meskipun sudah dari tahun-tahun yang lalu tetap saja asik.
Saya setuju saja, bahwa karya sastra yang bagus itu memang tidak pernah bisa termakan waktu. Sekali dia terlahir, dia akan tetap ada. Tergantung kita sebagai penikmat sastra, utamanya cerpen, bisa terus menghidupinya. Siapa tahu salah satu dari pembaca posting kumpulan cerpen Kompas ini nanti benar-benar bisa menulis sebaik mereka – nama-nama yang membangkitkan imajinasi.
Saya sendiri, sejauh ini cuman berani menjadi penikmat cerpen. Tidak berani menulis cerpen. Susah. Lebih mudah menulis posting blog yang tidak ada tuntutan pasti nyantol di benak pembacanya. Hehe…