Sedang mencari aplikasi untuk mengoptimasi RAM? Pembuat aplikasi semacam itu biasanya memberi nama software mereka sebagai RAM Booster atau Memory Optimizer dan semacamnya. Aplikasi semacam ini juga jamak digunakan pada ponsel yang sering menjalankan aplikasi rakus memory, macam Android. Apalagi bagi mereka yang merasa RAM bawaan Android mereka itu mini banget, dibawah 512 MB. Aplikasi pertama yang wajib diinstall adalah aplikasi untuk membersihkan RAM. Percaya atau tidak kalau ada yang mengatakan bahwa aplikasi RAM booster atau apapun itu namanya, bukan saja tidak ada gunanya, tapi juga bisa memperburuk kinerja laptop atau HP Android anda? Kog bisa? Begini pasalnya…
Aplikasi semacam ini hanya memanfaatkan kekhawatiran pengguna yang seringkali berlebihan. Mereka menjanjikan optimasi RAM yang akan meningkatkan kinerja system secara keseluruhan. Padahal, OS jaman sekarang, entah itu untuk PC, laptop, atau Android, sudah punya manajemen RAM yang bagus, dia akan secara otomatis memaksimalkan penggunaan RAM seefisien mungkin supaya system berjalan dengan optimal. Memang sih, kita bisa melihat bloated software bawaan OS atau bawaan pabrik-nya. Tapi sebenarnya kita masih punya pilihan untuk mematikan mereka. Intinya, tidak ada fungsinya mempertahankan supaya RAM tetap kosong sebanyak mungkin tidak terpakai.
Apakah RAM anda terpakai sampai hampir habis? Itu bagus!
Misalnya, laptop dengan RAM 4GB, ketika anda mengechek penggunaan RAM di Windows Task Manager, 3 GB terpakai dengan hanya 1 GB sisa RAM yang masih nganggur. Ini bisa membuat perasaan jadi tidak nyaman bagi kebanyakan orang. Waduh, bagaimana bisa kita menjalankan program lagi jika RAM tersisa tinggal segitu?
Faktanya seperti ini, OS jaman sekarang, Windows 7 atau 8, Linux versi baru, sudah sangat bagus mengelola penggunaan RAM. 3 GB RAM terpakai itu tadi belum tentu pertanda buruk yang sia-sia. Bisa jadi, komputer anda itu mempergunakan RAM sebagai cache data supaya aksesnya lebih cepat. Cache ini bisa berupa halaman web yang dibuka browser, aplikasi yang sebelumnya anda jalankan, atau jenis data lain yang sering diperlukan. Komputer anda sangat bergantung pada data tersebut. Nah, ketika data tersebut diperlukan lagi, komputer tidak perlu membaca ulang dari hard disk, cukup mengambil data dari RAM tadi.
Sungguh tidak perlu menekan penggunaan RAM sampai minimal. Bahkan jika RAM anda kemudian benar-benar penuh dan komputer butuh ruang lebih lega untuk menjalankan aplikasi lain, dia bisa dengan cepat membuang data tersebut dari RAM dan menggunakan ruang kosong tadi untuk aplikasi yang baru dipanggil. Jika RAM kosong itu artinya tidak dipakai, dan itu sama saja dengan pemborosan sumber daya. Kalau masih kurang lagi, OS akan otomatis memakai ruang kosong di hard disk juga, sebagai swap file.
Pada OS sebelumnya, misalnya Windows Vista, dengan RAM 512 MB, anda akan merasa komputer berjalan dengan sangat lambat, karena harus secara terus menerus menulis dan membaca dari hard disk. Ini memang sangat tidak efisien. Nah, laptop atau bahkan netbook keluaran sekarang, kebanyakan sudah datang dengan minimal RAM 2 GB. Angka 4 GB sepertinya akan segera menjadi prasyarat laptop itu laris atau tidak. Dengan RAM sebesar itu, bahkan pada laptop kelas entry level pun sudah sanggup memenuhi kebutuhan komputasi dasar kita, semisal menjalankan Office, menonton video, mendengarkan musik, dan tentu saja browsing. Anda baru akan mengalami masalah ketika memainkan game 3D yang berat, menjalankan beberapa virtual machines berbarengan, atau mengedit video.
Meskipun anda kekurangan RAM, tetap tidak cukup alasan untuk install aplikasi memory optimizer.
Sebenarnya bagaimana sih aplikasi memory optimizers bekerja?
Ketika anda menggunakan memory optimizer, anda akan melihat statistik penggunaan RAM menurun. Dan ini terlihat bagus – dengan sekali klik atau bahkan secara otomatis penggunaan RAM laptop anda bisa turun. Tapi sebenarnya tidak sesederhana itu.
Pada dasarnya, aplikasi RAM booster/optimizer itu bekerja dengan salah satu dari dua cara ini:
- menggunakan fungsi EmptyWorkingSet dari Windows API, yang akan memaksa aplikasi berjalan menggunakan Windows page file untuk bekerja.
- dengan cepat mengalokasikan penggunaan RAM dalam jumlah besar untuk mereka sendiri, sehingga akan memaksa Windows memindahkan data aplikasi yang sedang berjalan ke page file. Kemudian kembali RAM yang dialokasikan tadi dikosongkan, jadi terlihat RAM lebih lega.
Kedua cara ini memang memberi anda RAM yang terasa lebih lega. Tapi sekaligus membuat kinerja komputer anda menurun. Sekarang aplikasi yang anda panggil dipaksa untuk menggunakan page file di hard disk yang sedianya hanya dipakai kalau terpaksa. Ini membuat komputer jadi lambat. Kecepatan baca tulis data di hard disk itu jauh lebih lambat dibandingkan RAM, jadi? Lemot kan? Tidak ada gunanya, malah bikin lemot. Terus?
Bagaimana seharusnya mengoptimasi RAM?
Kalau anda butuh ruang RAM lebih lega, jangan pakai aplikasi RAM optimizer atau RAM booster apapun namanya. Dari pada anda buang waktu dan kuota internet download file-file installernya yang bisa jadi bervirus itu, lebih baik sedari bunuh aplikasi yang tidak diperlukan tapi tetap berjalan di background, cek saja di system tray, tidak perlu: buang, disable program di startup yang tidak penting, dan seterusnya.
Kalau ternyata anda butuh RAM lebih besar lagi, misalnya karena ngeyel mau menjalankan Adobe Premiere versi baru di netbook, (maksa banget) mending anda beli tambahan RAM yang harganya sekarang sudah tidak semenohok beberapa bulan lalu. Pastikan saja anda membeli jenis RAM yang sesuai dengan komputer anda.
Kalau di HP Android juga sama. Kemaruk namanya kalau anda membiarkan Facebook, Twitter, WhatsApp, Kakao Talk, Line, WeChat, eBuddy, terinstall dan dijalankan bersamaan to? hadew…..
Intinya: Tidak ada gunanya membuat RAM tetap kosong!!!
Wow baru tau gw, nambah ilmu banget