Kali ini dee-nesia akan memberikan review Oppo A53. Ini adalah handphone Oppo ketiga yang saya beli. Sebelumnya ada Oppo A37, lalu Oppo A3S, kemudian Oppo A53.
Setelah dipikir-pikir, semuanya Oppo seri A. Saya sendiri kurang paham apa itu seri yang diawali dengan huruf A. Tapi kalau menurut saya sih A itu singkatan dari affordable atau terjangkau, karena ketiga HP Oppo seri A yang saya beli harganya terjangkau.
Saya membeli HP ini pada Desember 2020. Harga Oppo A53 yang baru pada saat itu Rp 2.499.000,-. Harga Oppo A53 bekas atau second sekitar Rp 2.100.000,-. Dengan harga segitu, saya mendapat 1 unit HP, 1 softcase bening, dan 1 charger beserta kabel data yang C-type.
Namun saya tidak mendapat headset, jadi beli sendirilah ya.. karena Oppo hanya memberikan kelengkapan headset untuk HP yang harganya 3 jutaan atau lebih.
HP ini cukup populer karena kata para gamer, A53 enak dibuat nge-game. Berhubung saya bukan seorang gamer, saya tertarik untuk membeli HP ini hanya karena memorinya yang cukup besar namun harganya affordable.
Saya mendapat yang seri 4/64 atau kapasitas RAM 4 Gb dan memori internalnya 64 Gb. Sebenarnya saya ingin membeli yang 6/128, tapi yang jual bilang kalau yang seri 6/128 untuk A53 sudah tidak diproduksi lagi dan unit yang (dulunya) tersedia juga sudah habis. Ya sudah, nggak apa-apa deh..
Ada 2 warna body yang tersedia di Indonesia, yaitu Electric Black dan Fancy Blue. Electric Black adalah warna yang saya pilih karena hitamnya bagus, agak semi navy gelap begitu. Sementara kalau Fancy Blue warnanya biru sembur putih. Takutnya gampang kelihatan kotor kalau pilih yang warna terang.