Dijual dengan harga 500 ribuan, Xiaomi Mi Band 6 terlihat cukup menarik sebagai sebuah produk smartband. Sebagai penerus seri 5, ada beberapa peningkatan yang dibawanya. Layar lebih luas, penambahan fitness mode, dan yang paling memberi nilai lebih adalah adanya sensor SpO2 yang membantu pengguna untuk mengukur saturasi oksigen di dalam darah.
Xiaomi merilis beberapa produk wearable selain seri Mi Band mereka. Yang sekarang beredar di Indonesia ada Mi Watch yang dijual di harga 1,6 jutaan, adiknya Mi Watch Lite – 800 ribuan, dan satu lagi yang dinamai Redmi Watch 2 Lite – 700 ribuan.
Kalau dibandingkan dengan seri Watch ini, perbedaan paling kentara adalah tidak ada sensor GPS di Mi Band 6. Sepertinya Xiaomi menghilangkan fitur GPS di seri Mi Band untuk membuat seri atasnya tetap punya nilai pembeda.
Yang lebih bagus dari Mi Band 6 dibanding seri Watch (Mi Watch Lite dan Redmi Watch 2 Lite) adalah layarnya yang sudah AMOLED – mereka berdua masih pakai layar TFT LCD.
Kalau Mi Watch sudah pakai AMOLED – wajar sih…, mengingat harganya yang juga lumayan tinggi.
Jika berminat Anda bisa beli atau sekadar cek harga terbarunya di sini:
Kalau dibandingkan dengan Mi Band 5, memang cukup terasa peningkatannya. Yang paling terasa adalah layar, sensor SpO2, dan UI-nya. Untuk detailnya, silahkan cek di Apa Perbedaan Mi Band 5 dan Mi Band 6?
Sebelum kita lanjut, coba kita cek dulu spesifikasinya.
Spesifikasi Xiaomi Mi Band 6
Layar:
- tipe: AMOLED 1,56 inci
- resolusi 152 x 486 piksel (326 ppi)
- kecerahan sampai 450 nits
- lapisan kaca antigores dengan pelapis anti-sidik jari
Sensor:
- Sensor 6-sumbu presisi tinggi dan sensor denyut jantung PPG
- Sensor 6-sumbu: Akselerometer 3-sumbu dan giroskop 3-sumbu hemat daya
- Sensor denyut jantung PPG
Baterai:
- masa pakai: 14 hari
- jenis baterai: polimer lithium-ion
- waktu pengisian: 2 jam dengan menggunakan magnetic cable
- kapasitas baterai: 125 mAh
Fitness Mode:
- Ada 30 mode olah raga yang bisa dikenali dan didukung.
- Treadmill, Latihan bebas, Lari outdoor, Bersepeda, Jalan kaki, Renang, Mesin dayung, Mesin elips, Sepeda indoor, Yoga, Lompat tali, Menari, Latihan kebugaran indoor, Gimnastik, HIIT, Latihan otot inti, Peregangan, Bowling, Bulu tangkis, Tinju, Stepper, Pilates, Bola basket, Bola voli, Tenis meja, Kriket, Seluncur es, Kickboxing, Street dance, Zumba
Fitur Pemantauan Kesehatan:
- memantau denyut jantung (sepanjang hari, manual, istirahat, dan kurva denyut jantung)
- memantau kualitas tidur (deep sleep, light sleep, REM – rapid eye movement, tidur siang
- pelacakan kesehatan perempuan (catatan dan pengingat siklus menstruasi dan fase ovulasi
- lain-lain: memantau tingkat stress, latihan pernapasan, indeks vitalitas (PAI), peringatan untuk minum dan bergerak, penghitung langkah, penetapan target (berat badan, banyak langkah)
Fitur tambahan:
- notifikasi pesan dan panggilan dari smartphone yang terhubung via Bluetooth
- notifikasi dari aplikasi yang dipilih
- Kalender, alarm, jam, stopwatch, timer, cuaca, atur target aktivitas
- kontrol aplikasi pemutar musik, buka kunci HP, cari HP, kontrol shutter kamera,
- bahasa yang didukung: Bahasa Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Spanyol, Rusia, Mandarin Tradisional, Mandarin Sederhana. Bahasa-bahasa tersebut akan diluncurkan secara berurutan.
Dimensi
- berat: 12.8 gram (tanpa strap)
- dimensi: panjang 47.4 mm; lebar 18.6 mm; ketebalan 12.7 mm
- material: plastik PC
- peringkat ketahanan air: 5ATM sertifikat IP68
- Suhu operasional 0 – 45 derajat Celsius
Strap
- bahan TPU / gespes alumium alloy
- panjang yang bisa diatur: 155 sampai 219 mm
- strap berwarna hitam memiliki bahan anti bakteri
Dukungan Sistem dan Konektivitas:
- Bluetooth 5.0
- Android 5.0 atau iOS 10.0 dan yang lebih baru
Isi Paket Pembelian:
- unit Xiaomi Mi Band 6
- Tali Band
- kabel pengisian daya dengan magnet
- panduan pengguna
Review Xiaomi Mi Band 6
Yang akan dee-nesia lakukan pada review Xiaomi Mi Band 6 kali ini akan lebih banyak membahas pengalaman penggunaannya sehari-hari. Spesifikasi teknisnya akan digunakan sebagai pendukung saja.
Layar dan UI
Saya harus akui, dibandingkan dengan Mi Band 5, layar dan UI Xiaomi Mi Band 6 ini sangat jauh lebih baik. Ukuran yang lebih besar memungkinkan untuk menampilkan informasi yang lebih banyak. Trend layar dengan seminim mungkin bezel pada smartphone coba dibawa Xiaomi pada layarnya.
Untuk panel layarnya sebenarnya mirip-mirip saja dengan yang ada pada Mi Band 5, yaitu layar OLED yang hitamnya pekat sementara warna lain bisa ditampilkan dengan warna yang cerah dan jernih pun ketika kecerahan saya set di sekitar 50% saja. Kalau disandingkan, layar Mi Band 5 jadi terlihat kurang muncul warnanya.
Pada dasarnya saya kurang menyukai permukaan layarnya yang dibuat memenuhi layar dengan bezel yang sama di sekeliling layarnya. Terlihat cantik stylish dan modern – iya. Tapi sebagai penyuka desain mengkotak, saya membutuhkan waktu agak lama sampai terbiasa.
Layar yang lebih besar ini juga membuat gambarnya tidak sehalus yang saya lihat di layar Mi Band 5 yang layarnya mengkotak dengan ukuran yang lebih kecil.
Dengan ukuran yang lebih besar dan resolusi lebih tinggi, ternyata kepadatan layarnya sama-sama 326 ppi. Layar Mi Band 6 punya resolusi 152 x 486 piksel pada layar seluas 1.56 inci. Sementara pada Mi Band 5 luas layarnya 1.1 inci saja dengan resolusi 126 x 296 saja.
Entahlah, mungkin mata saya saja yang terlanjur iritasi dengan bentuk meng-oval-nya itu.
Yang juga terlihat berbeda adalah tidak terlihatnya tombol kapasitif pada permukaan layar Mi Band 6 ini. Pada Mi Band 5 ada tombol kapasitif kecil dibagian bawah layarnya. Dan inilah yang menurut dee-nesia sangat menyenangkan sekaligus agak merugikan.
Kita bisa menyentuh atau mengusap bagian manapun layar Mi Band 6 untuk mengaktifkan layarnya. Kalau di Mi Band 5 ya sentuh pada tombol kapasitifnya. Ini menyenangkan, karena terasa lebih mudah untuk melihat informasi yang kita perlukan di layarnya. Tetapi efeknya adalah layarnya jadi seringkali aktif tanpa sengaja hanya karena tersentuh / atau terusap dengan tidak sengaja.
Pengaturan default awalnya, layar akan aktif kalau disentuh – tidak perlu ada gerakan mengusap, cukup tersentuh sedikit dan dia akan aktif. Menurut saya ini terlalu sensitif dan berpotensi membuat baterainya lebih boros. Lalu saya ubah dari sentuhan ke usapan pada layar – harapan saya sih supaya dia tidak terlalu sensitif. Tapi ternyata masih cukup sering terusap tidak sengaja.
Selama lebih dari dua bulan penggunaan, layarnya masih cukup mulus. Ada beberapa goresan yang terlihat sih…, tapi tipis banget. Saya rasa layarnya cukup tahan goresan untuk penggunaan yang tidak bar-bar tentu saja. Sangat mungkin akan berbeda ceritanya kalau digunakan oleh teman-teman yang cukup sering berada di luar ruangan dan terpapar debu atau pasir.
UI terinspirasi MIUI
Jika pada aplikasi Mi Fit kita hanya sedikit sekali melihat ada perubahan antarmuka, tidak demikian halnya dengan UI dari Xiaomi Mi Band 6 ini.
Karena sudah tidak ada lagi tombol kapasitif, maka navigasi menu sepenuhnya menggunakan gesture berupa usapan ke kanan – kiri, dan atas – bawah. Untuk konfirmasi pilihan menu kamu akan diberi ikon contreng di bawah dan silang di atas. Sementara untuk kembali ke menu sebelumnya, kamu bisa usap ke kanan.
Cukup intuitif dan menyenangkan diikuti. Struktur menunya juga cukup jelas. Berbeda dengan Mi Band 5 yang cukup sering membuat saya kehilangan menu alias mbleset dari yang saya inginkan.
Bagi yang sudah sangat terbiasa dengan Mi Band 4 atau 5, sepertinya akan butuh waktu untuk menyesuaikan diri dan sedikit merindukan tombol kapasitif itu.
Ketika terhubung dengan aplikasi Mi Fit di smartphone via Bluetooth, kamu bisa atur untuk mendapatkan berbagai macam notifikasi. Mulai dari email, telepon, SMS ataupun notififikasi dari aplikasi, seperti Telegram, WhatsApp, Facebook, Messengger, Skype, IG, Twitter, YouTube, Calendar dan macam-macam yang lain. Saya sih mematikan semuanya kecuali alarm dan idle alerts. Ogah terganggu saja sih….
Akurasi sensor
Secara umum, akurasi sensor-sensornya berjalan cukup akurat. Fungsi Health Monitoringnya cukup jelas memberikan informasi mengenai denyut jantung dengan akurat. Selain bisa diatur untuk secara reguler mengukur denyut nadi dan menginformasikan jika ada anomali, sekarang juga bisa secara otomatis memendekan interval pengukuran ketika dia mendeteksi aktifitas olahraga sedang kita lakukan.
Pendeteksi langkahnya juga cukup akurat seperti biasa. Tapi kadang juga keliru. Mengibas-ngibaskan tangan kadang terdeteksi sebagai gerakan berjalan – tapi kadang juga tidak.
Bagaimana dengan akurasi sensor SpO2-nya? Ternyata cukup akurat – bahkan ketika dibandingkan dengan oksimeter yang harga unit testernya cukup mahal dipasaran itu.
Yang masih perlu diperbaiki akurasinya adalah sensor tidur. Masih seperti Mi Band 5. Jadi semisal kita berbaring diam cukup lama tanpa benar-benar tidur – maka kemungkinnannya dia akan mengenali sebagai light sleep. Tapi lumayan-lah. Untungnya saya tipe orang yang begitu kena bantal bisa langsung ilang. Jarang-jarang saja bermasalah untuk mengawali tidur. Masalah saya itu sulit mengawali bangun…, hehe…. Jadi saya tidak terlalu merasa ini mengganggu. Terasa lucu saja….
Ketahanan Baterai
Untuk penggunaan ringan saya, baterai berkapasitas 125mAh Xiaomi Mi Band 6 ini bisa bertahan sekitar 14 hari – sama seperti yang dijanjikan Xiaomi.
Saya tidak mengaktifkan notifikasi aplikasi apapun dari smartphone, heart monitoring saya set di setiap 30 menit, cukup jarang mensinkronisasikannya dengan smartphone via Bluetooth, beberapa kali menggunakan fitur Pomodoro Timer di siang hari, sehingga praktis saya hanya menggunakannya untuk mengukur langkah dan denyut jantung.
Jika kamu selalu membuatnya terhubung dengan smartphone via Bluetooth, menerima notifikasi, sering melakukan test denyut jantung secara manual, mengukur tingkat stress, atau menggunakannya untuk melatih pernafasan, maka jelas baterainya tidak akan bertahan selama itu.
Mengingat layarnya yang cukup besar dengan baterai yang sama saja dengan Mi Band 5, maka menurut saya kinerja baterai Mi Band 6 itu cukup bagus.
Fitur yang sering saya gunakan
Meskipun si Xioami Mi Band 6 ini punya banyak sekali fitur bagus, tapi sebenarnya hanya beberapa fitur dasar saja yang saya gunakan.
Yang jelas adalah untuk melihat jam – ya iyalah…, itu fungsi utamanya.
Fitur berikutnya adalah pengukur jumlah langkah kaki. Saya cukup jarang berolahraga. Setidaknya dengan melihat berapa langkah saya berjalan cukup memicu untuk berjalan lebih jauh lagi. Goal saya sih 5000 langkah dalam sehari, tapi ternyata cuman bisa di sekitaran 3000an langkah saja.
Saya juga memanfaatkan fitur deteksi kualitas tidur. Yang meskipun kadang ngaco, tapi masih bisa saya gunakan sebagai patokan seberapa butuh saya membalas waktu tidur yang terampas YouTube dan Instagram sebelum berangkat tidur itu.
Berikutnya ada fitur Pomodoro timer. Ini cukup intens saya gunakan ketika bekerja di siang hari. Biasanya saya set 30 menit fokus dengan 5 menit istirahat. Tujuan saya lebih untuk mengurangi istirahat dan konsisten fokus dengan yang sedang saya kerjakan. Sering kebablas rebahan sih…
Fitur-fitur yang lain sengaja tidak saya gunakan terutama dengan fitur-fitur yang terkait dengan smartphone – seperti menerima notifikasi. Beberapa kali saja saya menggunakan Mi Band 6 sebagai shutter kamera. Asik juga, karena tangan saya cenderung tremor, jadi sulit untuk mendapatkan foto yang bebas blur. Menggunakan Mi Band 6 sebagai shutter kamera HP ini bisa sangat membantu.
Kesimpulan
Sebagai produk penerus generasi sebelumnya, Xiaomi Mi Band 6 membawa peningkatan berupa layar lebih besar dengan UI yang lebih intuitif, beberapa fitur tambahan yang asik seperti Pomodoro Timer itu, juga hadirnya sensor SpO2 yang jelas sangat berguna di saat pandemi Covid-19, dimana kebutuhan orang untuk memeriksa saturasi oksigen dalam darah memang perlu menjadikannya sebagai smartband murah yang sesuai kebutuhan.
Meskipun di pasaran cukup banyak pesaing, seperti Huawei Honor Band 6 yang fitur dan spesifikasinya layak diperhitungkan, juga ada Xiaomi Mi Watch yang diposisikan lebih tinggi, tapi Mi Band 6 tetap punya pasar tersendiri. Sayangnya Xiaomi hanya membawakan NFC untuk versi China.
Bagi kamu yang sekarang memakai Mi Band 5, dee-nesia rasa masih nanggung untuk upgrade ke Mi Band 6 ini. Kalau kamu memakai Mi Band 4 atau 3, upgrade ke Mi Band 6 ini akan terasa sebagai lompatan. Atau sekalian nunggu Mi Band 7? Hehe….