Dua hari yang lalu komputer teman saya terkena virus. Bukan hanya satu tapi dua. Pertama si Paraysutki_VM_Community itu, kemudian ada si Tanatos. Untuk Paraysutki bisa di hapus dengan PCMAV 1.6, tapi dengan cara nama anti virusnya di ubah dulu. Tidak penting namanya menjadi apa, yang jelas ubahlah. Kemudian si Tanatos, ini virus lama sebenarnya, tahun 2003 udah melipat-melipat sistem banyak orang. Saya mencoba membersihkan dengan AVG Free 8.0 tapi ya tidak mau bersih juga. Dia masih aktif di memory, sepertinya AVG gagal menghentikan proses yang di memory. Jadi ya tetap kembali lagi ini Tanantos. Untuk mengatasi si Tanatos, cobalah download antivirusnya.
Meski banyak file yang harus diselamatkan, tetapi sebenarnya saya bisa saja menginstal ulang si XP, karena teman saya ini lumayan disiplin untuk tidak menyimpan data di drive C: sebagai langkah pengamanan pertama. Masalahnya adalah saya khawatir masih ada sisa-sisa file ber-Tanatos di hard disk, kalau si Paraysutki saya yakin sudah hilang.
Si Tanatos ini ulet sekali menjaga teritorialnya, dia memblokir program-program yang punya kemampuan mengubah partisi, atau mengubah registry. Saya install Partition Magic 8.0 (bajakan) hehe, bisa jalan, sekali. Benar-benar sekali, karena setelah saya menutup jendelanya, saya tidak lagi bisa membukanya. Setelah mumet dan habis dua batang rokok, saya mengira-ira dan menganalogikan si Tanatos ini dengan Paraysutky yang juga mematikan semua aktivitas anti virus. Dari hasil googling saya baca bahwa si Tanatos ini mengambil hak sebagai Administrator. Saya buatkan password untuk account administratornya, dan saya coba jalankan Partition Magic, tidak sebagai user biasa, tetapi sebagai administrator. Dan …, bisa!
Saya segera mengubek-ubek partisinya. Ada masalah lama yang baru kami tahu. Ternyata sudah 1 bulan DVD-ROM-nya mati. Lha gimana mau menginstal ulang? Pake Flash Disk ya kasihan temen saya itu kalau harus pakai Ubuntu. (Saya belum nemu Windows XP Installer on Flash Disk begitu! Emang ada ya? Kalau ada kasih tahu ya….) Terpaksa nyopot DVD-ROM dari PC saya sendiri. Peh!!!
Saya reboot dengan Ubuntu 7.04 Live CD, dengan harapan bisa menghapus dan menyelamatkan data yang ada. Ada satu yang saya lupa, Ubuntu 7.04 tidak bisa begitu saja mengakses partisi NTFS-nya Windows. Terpaksa dech, saya reboot lagi dengan Ubuntu 8.04, yang sangat kurang ajar sakti meng-odol-odol NTFS, maksudnya mengobrak-abrik-mbaca-nulis-ngapus gitu.
Data terselamatkan.
Dan saya tergoda untuk menginstall Ubuntu 8.04 ini. Saya install dengan menggunakan seluruh area data di hard disk 80 GB itu. Ubuntu masih bisa mengenali dua folder di dalamnya juga membaca file-file. Instalasi selesai. Dua folder itu masih ada. Dan saya tidur, capek.
Besok sore sepulang kerja, teman saya pemilik komputer itu, meminta supaya besok pagi, komputernya cepat di selesaikan. Waduh, ya mungkin memang nasibnya Ubuntu, dia hanya di pakai ketika di butuhkan, ketika tidak, orang sudah tidak mau repot belajar lagi.
Dan karena proses ini saya jadi tahu satu hal. Windows tidak mau mengurusi partisi sebesar 80 GB.
Pertama, saya install Windows XP Service Pack 2 dengan jalan biasa. Karena partisinya tidak dikenali, saya pakai Partition Magic untuk membenahinya. Error #110 yang keluar. Saya tidak tahu maksudnya. Truncated atau apa gitu. Karena Partition Magic tidak bisa, saya coba dengan Partition Managernya Ubuntu 7.04, tanpa menginstallnya Ubuntu. Saya langsung menginstall Windows XP Service Pack 2. Normal sampai copying file selesai. Dan komputernya diem aja setelah proses restart. Tidak ada pesan apa-apa. Wah, cilaka nich, punya orang lagi!!! Saya coba format dengan Fdisk 80GB jadi satu partisi. Lum bisa mikir kalau nanti pasti harus di pecah lagi partisinya. Selesai.
Tapi tetap saja Windows XP Service Pack 2 ga’ mau di install. Hasil sama saja, hanya sampai proses mengcopy file dan diem lagi setelah restart. Waaaa, gmana nich.
Kemudian saya install lagi itu XP, dengan membuat partisi sendiri sebesar 12GB, wis mbuh, butuhnya cepet gitu aja. Eh.., ternyata mau. Saya merasa aneh. Pada umumnya laptop sebelum di uthek-uthek, biasanya hard disknya juga tidak di pecah. Hard Disk sebesar 60, 80, atau `120 GB pun cuman satu partisi, dan bisa. Ada yang bisa kasih penjelasan?