Ingin tahu cara foto yang bagus dan keren? Tidak sulit kog, selama Anda terus mencoba menggunakan kamera untuk mendapatkan foto terbaik, maka tidak perlu waktu terlalu lama sampai Anda bisa membuat foto yang bagus dan keren.
Seribet-ribetnya belajar tentang fotografi, tetap saja, ini tentang bagaimana caranya menjepret kamera untuk menghasilkan foto yang kita suka dan puas, dan terlebih lagi disukai orang lain.
Dan semakin sering kita menjepret kamera, maka kemungkinannya – skill kita juga akan meningkat. Yang pada gilirannya, kita bisa suka – sekaligus puas – dengan foto-foto tadi.
Suka dan puas dengan hasil jepretan kita sendiri itu berbeda.
Cukup sering saya puas dengan foto yang saya buat, pun menyukainya. Tapi orang lain justru tidak suka. wkwkwk….
20 Cara Foto Bagus dan Keren
1. keluar rumah dan foto!
Iya, sesederhana itu!
Bukan karena di lingkungan rumah kita sendiri tidak mungkin ada objek foto yang bagus, tapi karena setiap hari sudah melihat, biasanya mata kita sudah resisten.
Sehingga, kalaupun ada objek yang bagus mata kita sudah tidak bisa ‘menghargai’nya lagi.
Kalau mau ikut istilah yang lagi ramai sekarang, ‘main yang jauh,’ atau ‘dolan sing adoh,’ lalu ambil foto.
Fotografi itu bukan tentang kamera dan perlengkapannya. Fotografi itu tentang mengambil foto. Kalau mau lebih definitif, fotografi adalah seni mengambil dan mengolah foto.
Ada seni.
Ada mengambil dan mengolah.
Foto.
Sederhana kan?
2. visualisasikan terlebih dulu apa yang ingin Anda foto
Ada kalanya, kita akan menghasilkan foto yang lebih bagus apabila sebelum menekan tombol shutter, kita sudah memiliki gambaran lebih dulu mengenai kira-kira nanti hasilnya akan seperti apa.
Bahkan, sebelum keluar rumah, Anda sudah bisa menetapkan keinginan untuk memotret apa, menentukan objek foto, dan punya keinginan untuk mendapatkan foto macam apa.
Misalnya, Anda ingin mendapatkan foto portrait dari kegiatan orang-orang di lingkungan tertentu – pasar, stasiun kereta api, pelelangan ikan, alun-alun, atau tempat lain.
Atau Anda sedang tertarik dengan foto landscape – yang akan menuntunmu untuk menentukan lebih dulu tempat yang kira-kira akan memberikan objek bagus untuk foto yang Anda mau.
Tentu saja tetap mungkin Anda mendapatkan foto yang bagus ketika keluar rumah tanpa tujuan, sekadar bawa kamera dan ingin mengambil foto.
Tetapi, kalau sebelum berangkat keluar Anda sudah punya tujuan mengambil foto tertentu, kemungkinan Anda menghasilkan foto yang bagus dan memuaskan akan lebih besar lagi.
3. gunakan waktu untuk menjadi bagian dari tempat yang akan di foto
Santai saja. Jangan buru-buru ambil foto. Nikmati dulu, cobalah menjadi bagian dari tempat itu. Berkeliling, duduk sebentar, amati apa saja yang tampak dalam jarak pandang anda, nikmati suara-suara dan hal-hal lain yang ada di situ.
Nikmati saja dulu. Rasakan tempat itu.
Sepintas, ini terdengar seperti omong kosong. Tujuan Anda mendatangi tempat itu adalah untuk mendapatkan foto yang bagus. Mengapa harus ditunda-tunda dan membuang waktu?
Seperti juga karya seni yang lain (kalau anda menganggap fotografi itu seni – juga), fotografi juga butuh pengendapan.
Dengan menjadi bagian dari suatu tempat, Anda akan punya waktu lebih banyak untuk menata komposisi, menemukan spot terbaik, dan juga mencoba-coba setting paling pas untuk situasi khusus di situ.
Terkait dengan poin sebelumnya, anda juga akan punya waktu untuk memvisualisasikan gambaran foto yang akan Anda ambil nantinya.
Jadi, sesampainya di tempat tujuan Anda, jangan dulu memancang tripod di suatu tempat, apalagi dengan kamera yang sudah siap terpasang di atasnya. Itu hanya akan membatasi pergerakan Anda.
Sangat lebih baik, jika Anda menaruh tripod, kamera, dan perlengkapan fotografi anda di suatu tempat dan berkeliling dulu – pastikan aman ya …. Atau bisa juga, kalau mungkin, cangklong saja dulu beberapa saat.
Dengan kamera terpasang pada tripod di suatu titik, ada kecenderungan anda akan membatasi diri untuk tidak berpindah dari sana.
Dan itu artinya, anda kehilangan kesempatan menemukan sudut lain yang bisa jadi lebih baik dari spot yang anda pilih sekarang.
4. pakai tripod
Tidak perlu dibesar-besarkan. Tripod itu memang merepotkan, bikin riweh, berat, dan bisa membuat proses jepret shutter kamera itu jadi terasa lama.
Tapi, jangan disangkal juga bahwa tripod akan membuat kamera Anda lebih stabil, anda lebih tenang mengatur frame, mencari komposisi terbaik, leluasa mendapatkan setting terbaik untuk setiap jepretan kamera anda.
Dan semua keribetan itu tadi akan membuat anda lebih mungkin mendapatkan foto yang bagus, dan lebih sedikit menghasilkan foto yang ujung-ujungnya hanya masuk ke Recycle Bin.
Saat ini, anda bisa menemukan banyak sekali pilihan tripod. Mulai dari yang harganya puluhan ribu sampai berjuta-juta.
Tidak salah membeli tripod murah jika memang anggaran anda hanya cukup untuk itu. Meski sebenarnya, akan sangat lebih bijak untuk menabung dulu demi mendapatkan tripod yang agak bagus.
Seperti misalnya Manfrotto MK190XPRO4-BHQ2. Harganya memang 3 jutaan, tapi untuk soal kualitas dan kenyamanan pakai-nya sudah sangat memuaskan.
5. komposisi adalah yang utama
Terlepas dari faktor alat, teknik, skill editing, atau yang lain, foto Anda akan terlihat bagus, jika dan hanya jika foto Anda itu memiliki komposisi yang bagus.
Pada akhirnya, foto yang Anda hasilkan adalah tentang ‘isi’nya. Bukan yang lain. Jika anda mendapatkan foto yang secara komposisi keliru, maka bisa seharian anda mencoba membenahinya di Photoshop atau Lightroom, dan tidak mendapat apa-apa, selain foto yang secara teknis sempurna tetapi membosankan.
Jadi, mulailah dari komposisi terlebih dahulu. Baru pertimbangkan yang lain belakangan.
baca juga: Tips Menjual Foto di Foap Supaya Banyak Yang Laku dan Dapat Bayaran
6. periksa area di pinggiran layar sebelum menekan tombol shutter
Jangan coba-coba abai dengan area di pinggiran layar sebelum menekan tombol shutter. Atau ada kemungkinan Anda akan benar-benar kehilangan foto yang seharusnya sempurna jika saja tidak ada objek mengganggu di wilayah yang seharusnya tidak membawa masalah itu.
Terkadang kita terlalu fokus dengan objek utama, dan begitu dia terlihat dalam frame dengan komposisi yang bagus, menekan tombol shutter menjadi sangat sulit ditunda.
Dan kembali lagi ini hanya bisa dilakukan dengan tenang jika kamera anda terpasang pada tripod dengan baik.
Keadaan jadi sama sekali berbeda ketika kita hanya memegang kamera atau smartphone dengan tangan. Daerah pinggiran frame menjadi sangat mudah terabaikan.
Memang kita masih bisa melakukan editing. Mulai dari sekadar melakukan cropping sampai benar-benar harus menusir bagian yang kita tidak inginkan.
Tapi, itu bisa berbeda sama sekali. Mendapatkan foto dengan komposisi bagus langsung dari kamera itu jauh lebih memuaskan.
7. coba foto dari sudut berbeda
Jangan batasi diri anda dengan hanya mengambil foto setinggi mata. Tidak ada salahnya untuk mencoba-coba semua kemungkinan sudut pengambilan foto anda untuk mendapatkan foto yang bagus. Anda bisa foto dari atas, bawah, geser ke kiri atau ke kanan.
Semua sudut layak dicoba.
Untuk mengambil foto dari atas, anda bisa memegang kamera setinggi yang tangan anda bisa, atau kalau perlu naik tangga, batu, atau tembok. Ok, memang akan agak susah mendapatkan fokus dan komposisi yang tepat, tapi itu semua sangat layak dilakukan.
Kalau ada alat lebih, gunakan tripod atau monopod anda untuk mengangkat kamera setinggi mungkin. Untuk menjepret shutter, anda bisa gunakan remote atau pewaktu.
Intinya adalah, jangan ragu mencoba sudut pengambilan gambar yang berbeda. Untuk objek yang sama, anda bisa mendapatkan banyak sudut dan bisa jadi, di sana ada foto terbaik anda.
8. kuasai dan gunakan kamera yang Anda punya
Memiliki kamera yang bagus, tidak menjamin pemiliknya bisa mengambil foto yang bagus.
Kamera yang bagus, memang akan membuat kita ‘lebih mudah’ mendapatkan foto yang secara teknis bagus.
Tapi foto yang benar-benar bagus, tidak tergantung sepenuhnya pada kamera yang dipakai. Tapi lebih pada siapa yang mengambil foto itu.
Jadi, berhentilah mengeluh karena kamera anda hanya entry-level – atau bahkan jika sekarang ini anda hanya bisa memanfaatkan kamera HP saja.
Itu sama sekali bukan halangan untuk anda mulai mencari cara foto yang bagus.
Kuasai alat yang sekarang anda gunakan, ketahui kelemahan dan kelebihannya, temukan setting paling pas untuk kondisi yang berbeda-beda, silahkan berburu asesoris kamera anda.
Jangan abaikan untuk membaca buku manualnya, dan mulailah belajar cara setting kamera dan menemukan menu-menu yang ada di pengaturannya.
Anda bahkan harus memastikan bisa melakukan berbagai pengaturan setting kamera anda tanpa lagi harus melihat pada panel LCD-nya.
baca juga: Cara Menjual Foto Online di 123rf Supaya Cepat Laku
9. jangan terlalu asik mengedit foto
Yang dimaksudkan di sini adalah pahamilah kapan sebuah foto bisa dianggap sudah selesai.
Pada tahu kan? Bahwa kita bisa menghabiskan waktu sangat lama untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan foto-foto yang sudah kita jepret.
Kadang satu software pengolah foto belum cukup. Mulai dari Lightroom, lanjut ke Photoshop, atau masih tergoda juga untuk memakai plugin dari Nik Collection.
Pada titik tertentu, kita harus bisa berhenti dan ‘puas’ dengan foto yang kita hasilkan. Begitu bisa dianggap selesai, segera lanjut ke foto berikutnya.
Pada awalnya memang akan terasa susah sekali mencapai titik dimana kita puas dengan foto yang kita ambil dan benahi tadi. Tapi seiring jam terbang, anda akan menemukan pola kerja yang semakin lama semakin cepat dan lancar.
Jangan lupa cermati ‘kesalahan’ yang sering harus anda benahi pada saat mengedit. Dan kemudian hindari kesalahan itu terjadi mulai pada saat menjepret shutter kamera anda. Ini akan sangat menghemat waktu.
Waktu anda berharga. Jadi daripada menghabiskan berjam-jam untuk mengedit foto pilihan anda, akan lebih bermanfaat dengan menggunakannya untuk hunting foto lagi.
baca juga: Download Google Nik Editing Plugin Untuk Photoshop, Lightroom, dan Aperture Gratis
10. ambil foto dengan mode landscape dan portrait
Ada banyak orang yang suka sekali menggunakan mode landscape, ada banyak juga yang apapun keadaannya, dia selalu menggunakan mode portrait.
Perdebatan tentang mode mana yang lebih baik ini, kadang bisa sampai membuat orang bertengkar.
Jaman dulu – yang tidak dulu-dulu banget sih – mode landscape pernah menjadi mode utama. Karena sedianya foto hasil jepretan – hampir semua orang – sedianya akan dilihat di laptop atau media yang melebar lainnya.
Tapi sekarang, jaman berubah, dan mode portrait semakin banyak digunakan, karena semua orang pakai smartphone. Ini membuat foto dan video dengan mode portrait lebih masuk akal digunakan.
Tidak ada salahnya, Anda berinvestasi sedikit. Sebuah bracket L yang terpasang pada tripod akan sangat berguna supaya kamera bisa berpindah dari mode landscape ke portrait atau sebaliknya dengan mudah, cepat, dan aman.
Anda bisa membeli bracket L universal yang bisa digunakan pada banyak kamera, atau yang khusus dibuat untuk kamera anda.
Coba lihat Pilihan L bracket murah dan fungsional untuk kamera (universal).
Jika anda menggunakan HP, mengubah posisi dari landscape ke portrait itu bisa dilakukan dengan relatif mudah cukup dengan menggunakan tangan.
Jangan lupa untuk kembali memeriksa fokus, eksposure, dan komposisi gambar di viewfinder sebelum menekan tombol shutter.
11. cetak fotomu
Menikmati foto melalui layar HP, tablet, atau laptop itu berbeda dengan ketika anda melihatnya dalam bentuk tercetak di atas kertas.
Bagi sebagian besar orang – utamanya mereka yang masih muda – mencetak foto itu dekat sekali dengan mubazir. Sementara bagi mereka yang sudah agak berumur, foto yang dicetak di atas kertas itu mempunyai nilai lebih.
Jika anda seorang fotografer, jelas lebih praktis untuk menyimpan portofolio fotografi anda di dalam sebuah tablet yang resolusi layarnya bagus, supaya bisa ditunjukkan kepada calon klien dengan mudah.
Tetapi juga jangan abaikan calon klien potensial yang lebih memilih portofolio dalam bentuk album foto dari portofolio Anda.
Beda calon klien, bisa beda pula media promosi Anda.
Foto dalam bentuk tercetak di atas kertas ini masih memiliki pasar yang sangat luas dan menjanjikan sebagai salah satu bentuk bisnis fotografi yang menguntungkan. Seperti yang bisa Anda lihat pada bisnis PhotoBook.
12. setting kameramu dengan baik
Banyak orang menganggap ini sebagai hal lumrah. Untuk mendapatkan foto yang bagus, gunakanlah setting yang memang pas untuk situasi tertentu, dan juga subjek dari foto Anda.
Untuk menentukan setting kamera yang tepat, Anda perlu memahami bagaimana kamera Anda bekerja. Tidak ada salahnya Anda mencobai semua pengaturan kamera Anda dan membuat perbandingan supaya foto Anda semakin hari semakin bagus.
Kebanyakan kamera rilisan terbaru – DSLR, mirrorless, atau bahkan pada kamera HP – ditambahi dengan fitur AI yang bisa sangat tepat menentukan setting mana yang paling mungkin diterima sebanyak mungkin orang untuk foto dan situasi tertentu.
Terkadang membiarkan kamera menggunakan setting otomatis-nya bekerja itu cukup layak dilakukan. Terutama jika Anda adalah orang yang sama sekali tidak suka ribet.
Meskipun itu artinya, dengan sadar Anda mematikan kreativitas Anda.
Biasanya, setelah menguasai fitur-fitur utama, kelebihan, dan kekurangan kamera yang Anda gunakan, setting terbaik akan anda temukan. Butuh waktu memang, mengingat setiap merk kamera memiliki cara mereka sendiri-sendiri untuk mengolah apa yang dilihat lensa.
13. tidak perlu merasa bersalah untuk crop fotomu
Idealnya, begitu Anda memutuskan untuk menekan tombol shutter, maka foto anda itu sudah final – selesai – sempurna.
Itu idealnya.
Namun, seperti juga semua hal lain di dunia ini, kondisi ideal itu lebih banyak utopis-nya daripada nyatanya.
Bisa jadi, Anda melihat komposisi foto Anda masih bisa berbeda dan lebih baik cukup dengan melakukan cropping.
Dan, serius, anda tidak perlu merasa akan menyalahi proses anda ketika melakukannya.
Jika anda sering ‘harus’ melakukan cropping pada terlalu banyak foto yang anda jepret sendiri, maka lambat laun, anda akan secara otomatis melakukan cropping sendiri pada saat Anda menjepret tombol shutter.
Cropping adalah salah satu cara mempertajam intuisi untuk menemukan komposisi terbaik untuk setiap foto yang anda hasilkan.
baca juga: 10 Situs Fotografi Untuk Menjual Foto
14. mengambil foto di siang yang terik
Kalau anda banyak membaca tips cara mendapatkan foto yang bagus, maka pasti Anda tidak asing dengan tips ini: ambil foto pada saat matahari terbit atau pada waktu matahari tenggelam.
Atau untuk memanfaatkan golden hour, di saat cahaya matahari tidak terlalu keras mengenai subjek foto.
Tapi ya begitulah, itu idealnya.
Pada kenyataannya, kita akan lebih banyak dipaksa berkompromi dengan matahari – ketika ini sudah berhubungan dengan orang lain – klien misalnya.
Yang lebih sering adalah kita harus mengambil foto pada saat yang tidak ideal – mengambil foto pada saat matahari sedang terang-terangnya.
Tidak ada alasan untuk menolak mengambil foto di saat tidak ideal seperti ini. Terutama ketika ini berkait dengan pekerjaan.
Tidak semua klien bisa dan bersedia menunggu pagi.
Dan pasti akan menjadi nilai lebih buat Anda jika klien mengetahui bahwa Anda memiliki cara foto yang bagus pada situasi yang tidak ideal – seperti pada saat matahari bersinar terik.
16. mengambil beberapa foto di tempat yang sama dalam waktu setahun
Situasi dan kondisi tempat bisa memberi perspektif yang berbeda pada foto yang anda ambil. Pada musim yang berbeda, anda bisa mendapatkan foto yang bisa berbeda jauh sekali. Mulai dari warnanya, arah cahaya, bentuk awan, dan hal-hal lain yang hanya ada ketika situasi tertentu sedang berlangsung.
Untuk mendapatkan foto yang benar-benar bagus, cobalah untuk mengambil foto di tempat yang sama beberapa kali dalam setahun.
Obyeknya bisa sama, tapi karena perbedaan dari waktu dan musim, foto Anda bisa sangat berbeda.
Tidak selalu hasilnya seperti itu sih, tapi setidaknya, anda akan lebih dalam mengenali bagian atau sudut mana dari tempat itu yang akan tampak bagus dalam frame foto anda.
17. temukan dan foto hal menarik di sekitarmu
Iya. Ada banyak hal menarik yang ada di sekitar kita. Tetapi tidak semua hal menarik itu akan begitu saja muncul di depan mata kita. Kita harus dengan sadar mencari dan menemukannya.
Yang paling menyesakkan adalah ketika ada objek yang sama, kita sudah mencoba mengambil foto dengan komposisi sebagus yang kita mau.
Beberapa waktu kemudian, ada teman yang nunjukkin foto dari objek yang sama itu tadi, tetapi hasilnya jauh lebih bagus dari yang kita buat. beuh….
Intinya adalah jangan terlalu cepat merasa cukup mengambil foto dari tempat atau objek yang sama. Manfaatkan pengaruh yang dibawa musim pada tempat tersebut, dan cobalah mengambil apa yang bagus darinya.
baca juga: Skor DxO Mark Kamera Huawei Mate 30 Pro Mengalahkan Skor Samsung Galaxy Note 10+ 5G
18. cari obyek baru
Setelah beberapa ribu foto anda ambil, bisa jadi akan muncul pertanyaan: apa yang belum pernah anda foto?
Kalau sekarang anda sedang suka foto landscape, cobalah pergi ke tempat baru dan temukan hal-hal lain yang lebih sempit, seperti bangunan, anjing, tempat pemberhentian bis, domba, sepeda motor, cokelat, jalanan, makanan, dan banyak lagi lainnya.
Lakukan saja sesuatu yang lain.
19. nikmati prosesnya
Untuk mendapatkan foto yang bagus, Anda tidak boleh melupakan bahwa ini seni – yang bisa dinikmati – yang semestinya anda lakukan dengan hati. Dengan begitu, foto anda akan lebih punya rasa.
20. latihan, latihan, latihan
Mengambil foto itu bukan proses sekali jadi, butuh latihan, pembiasaan, belajar, dan cinta. Semakin sering anda mengambil foto, semakin mungkin anda akan menjadi ahli dalam waktu cepat. Dan semakin sering anda keluar rumah dan menekan shutter kamera, semakin banyak juga foto yang anda hasilkan.
Jadi, masih ingin tahu cara foto yang bagus? Gampang. Ambil kamera, keluar rumah, dan ambil sebanyak foto yang bisa anda jepret.
Ulangi lagi besok.