Siapa sih orang di dunia ini yang tidak ingin sukses dalam karir, mencapai puncak kesuksesan dan dihargai banyak orang? Saya rasa semua orang kurang lebih seperti itu.
Masalahnya, ada juga orang-orang tertentu yang kalau dilihat kualifikasi dan skill kerjanya baik-baik saja, bahkan cenderung agak bagus, tapi ternyata gagal dalam karir, posisinya mandeg, disitu-situ saja, atau bahkan harus mengulang lagi semuanya dari awal.
Untuk mencapai kesuksesan dalam berkarir, seseorang perlu memiliki profesionalisme yang tinggi. Maksudnya, tidak hanya kompeten dalam bidangnya, namun juga memiliki kecerdasan emosional.
baca juga: Tips Bagi Para Fresh Graduate untuk Mendapatkan Pekerjaan Pertama
Mengapa kecerdasan emosional atau emotional quotation (EQ) dirasa begitu penting saat ini? Karena kompetisi yang begitu tinggi dalam dunia kerja membuat kita kesulitan menemukan orang cerdas untuk direkrut kerja, namun untuk menemukan orang yang mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman? Tidak semudah itu.
Orang yang sukses dalam berkarir biasanya adalah orang yang memiliki jiwa sosial tinggi, berintegritas, dan dapat dengan baik beradaptasi dengan lingkungan baru.
Namun, ada juga orang yang tidak akan pernah sukses dalam karir. Orang-orang seperti apakah itu?
7 Tanda Seseorang Yang Akan Sering Gagal Dalam Karir
1. Suka banget nggosip
Orang yang suka menggosip atau membicarakan keburukan orang lain akan cenderung fokus menyebarkan gosip dan mengabaikan pekerjaannya. Sekalipun pekerjaannya dikerjakan, tidak akan sepenuh hati sehingga hasilnya juga tidak akan maksimal. Sesama rekan kerja pun akan enggan untuk mempercayainya untuk bekerja tim.
baca juga: Foto Untuk CV dan Lamaran Kerja; Harus Seperti Apa?
2. Ga’ bisaan
Pernah lihat ada orang yang level ga’ bisaan’nya terlalu? Mereka ini kesulitan untuk berkata tidak untuk semua hal, termasuk ketika diajak melakukan ide buruk, pekerjaan yang tidak benar, sekalipun dari rekan kerja yang tidak baik. Orang seperti ini tidak tahu prioritas dan cenderung akan mengabaikan banyak tugas.
3. Kaku
Orang yang kaku bisa dikatakan sebagai lawan dari orang yang lemah. Mereka cenderung kaku dan terpaku pada apa yang mereka yakini dari awal tanpa mau menerima masukan apapun. Baginya, prinsipnyalah yang paling baik dan paling benar. Orang seperti ini sulit berkembang dan sulit diajak kerjasama.
4. Mengasihani diri sendiri
Orang yang seperti ini memiliki kebiasaan menyalahkan orang lain akan semua hal yang menimpa mereka, bahkan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Mereka secara naluriah akan melindungi diri sendiri dengan berlaku seperti korban dan menuduh orang lain sebagai penyebab ia tidak menyelesaikan tanggung jawabnya. Orang ini akan sangat mudah kehilangan kepercayaan dari orang lain.
baca juga: Cara Membuat CV di HP Format PDF Pakai Canva Gratisan
5. Sok pintar
Orang sok pintar menganggap dirinya adalah orang yang paling pintar dari semua rekannya. Jika rencana gagal, ia akan menyalahkan orang lain yang dianggap tidak mampu. Namun, jika rencana sukses, ia akan mengaku-ngaku bahwa semua itu karena kerja keras dan kehebatannya. Orang seperti ini suka mencela orang lain dan menyombongkan diri sendiri.
6. Mudah marah
Orang pemarah adalah orang yang tidak bisa mengatur emosinya. Karakter seperti ini bisa dimiliki oleh semua usia, bahkan yang sudah dianggap senior sekalipun. Orang seperti ini akan marah apabila sesuatu berjalan tidak sesuai keinginannya. Ia juga kesulitan untuk membangun relasi yang baik dengan orang lain. Kalau mereka memiliki posisi tinggi, biasanya mereka akan menjadi pemimpin yang suka menekan bawahan. Hal ini justru hanya akan menghalangi bawahannya untuk menemukan potensi maksimalnya.
7. Politisi yang manipulatif dan licin
Politisi bukan politikus. Politisi disini adalah orang yang ambisinya membuatnya mampu dan tega menghalalkan segala cara untuk mencapai puncak karir sekalipun itu harus menghancurkan orang lain. Orang seperti ini tidak akan mau berbagi apalagi menolong orang lain untuk berkembang. Si politisi selalu memiliki intrik atau politik tersendiri agar tampil prima di hadapan atasan, seperti mengakui ide orang lain, bersikap terlalu baik pada atasan.